Minggu, 15 September 2013

silabus kurikulum 2013

SILABUS SMA Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XII Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar Materi pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi waktu Sumber Belajar 1.1 Menghayati keberadaan dirinya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa untuk mendalami kajian ilmu dan teknologi Penginderaan Jauh, peta, serta Sistem Informasi Geografis (SIG). 1.2 Menghayati adanya interaksi spasial antara desa dan kota yang mendorong pembangunan sebagai karunia Tuhan Yang Maha Kuasa. 1.3 Menghayati perbedaan potensi wilayah sebagai karunia Tuhan Yang Maha Kuasa yang perlu dikembangkan untuk kesejahteraan hidup manusia. 1.4 Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Pengasih atas adanya interaksi, dinamika, dan kerjasama antar negara dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia. 2.1 Menunjukkan sikap proaktif dalam praktek pemanfaatan citra penginderaan jauh untuk kajian tata guna lahan dan transportasi 2.2 Menunjukkan perilaku jujur dan bertanggung jawab dalam menyajikan contoh hasil analisis penerapan informasi geografis melalui peta dasar dan peta tematik serta Sistem Informasi Geografis (SIG). 2.3 Menunjukkan perilaku peduli terhadap dampak interaksi, dinamika, dan kerjasama antara wilayah desa dan kota. 2.4 Menunjukkan perilaku kooperatif dalam memahami bentuk kerjasama saling menguntungkan antara negara Indonesia dan negara berkembang lainnya dengan negara maju. 3.1 Menganalisis citra penginderaan jauh untuk perencanaan kajian tata guna lahan dan transportasi. 4.1 Mencoba menginterpretasi citra penginderaan jauh untuk perencanaan tata guna lahan dan transportasi. PENGINDERAAN JAUH UNTUK TATA GUNA LAHAN DAN TRANSPORTASI - Konsep penginderaan jauh (jenis, aspek interpretasi, manfaat dan keunggulan penginderaan jauh) - Penginderaan jauh untuk tata guna lahan - Penginderaan jauh untuk pengembangan jaringan transportasi - Tata kelola dan lembaga penginderaan jauh di Indonesia Mengamati • Peserta didik diminta untuk mengamati citra foto dan atau citra digital penginderaan jauh, membaca buku teks dan laporan di media masa dan internet, untuk mendapatkan pengetahuan tentang kajian penginderaan jauh dikaitkan dengan tataguna lahan, jaringan transportasi, serta tata kelola dan lembaga penginderaan jauh • Peserta didik ditugasi untuk menyaksikan pemutaran video tentang perkembangan teknologi penginderaan jauh • Peserta didik ditugasu untuk berkunjung ke intansi atau kantor badan perencanaan daerah, Menanya • Peserta didik diminta untuk mengajukan pertanyaan atau hipotesis tentang efektivitas pemanfaatan penginderaan jauh dalam tata guna lahan dan transportasi dalam pembangunan di Indonesia. • Peserta didik mengajukan kritik terhadap tata kelola dan lembaga penginderaan jauh untuk pengembangan yang lebih baik. Mengeksperimenkan/ mengeksplorasi/mengumpulkan data: • Peserta didik mencoba menginterpretasi citra foto udara atau citra digigital untuk mendapatkan informasi ciri objek kaitannya dengan tataguna lahan dan transportasi serta tata kelola dan lembaga penginderaan jauh. • Peserta didik mendiskusikan dan mengerjakan proyek pengelohan citra digital untuk tata guna lahan dan transportasi. Mengasosiasi • Peserta didik menyimpulkan hasil analisisnya tentang pola sebaran tata guna lahan dan jaringan transportasi kaitannya dengan konsep serta pendekatan geografi yang terdapat dalam citra tersebut. • Peserta didik menerapkan prinsip dan konsep geografi dalam menganalisis sebaran tata guna lahan dan transportasi dari citra penginderaan jauh. Mengomunikasikan • Peserta didik mengomunikasikan hasil analisis citra digital melalui lisan dan tulisan yang dilengkapi gambar, grafik, atau animasi yang dibantu dengan teknologi informasi dan komunikasi. • Peserta didik mempublikasikan hasil analisis penginderaan jauh melalui artikel yang dicetak atau diunggah di jaringan internet. Tugas: Membuat interpretasi citra penginderaan jauh untuk tata guna lahan dan jaringan transportasi. Observasi: Mengamati kegiatan peserta didik dalam menginterpretasikan citra penginderaan jauh dan ekspose laporan hasil diskusi analisis tentang penginderaan jauh untuk tataguna lahan dan transportasi Portofolio: Menilai semua tugas dan pekerjaan peserta didik selama proses pembelajaran. Tes: menilai kemampuan peserta didik dalam penguasaan konsep penginderaan jauh untuk tata guna lahan dan transportasi. 6 mgg x JP - Buku teks Geografi kelas XII, - Citra foto dan digital - Jurnal ilmiah, - Informasi berkala instansi yang terkait - Media audio visual - Peta tematik penggunaan lahan dan jaringan transportasi - situs terikat di internet - dan lain-lain 3.2 Menganalisis pemanfaatan peta dan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk inventarisasi sumberdaya alam, perencanaan pembangunan, kesehatan lingkungan, dan mitigasi bencana. 4.2 Menyajikan contoh hasil analisis penerapan dasar-dasar pemetaan dan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam kehidupan sehari-hari. PEMETAAN DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMBANGUNAN - Dasar-dasar peta dan pemetaan - Prinsip Sistem Informasi Geografiis - Sumber data dan basis data Sistem Informasi Geografis (SIG). - pemanfaatan SIG untuk inventarisasi sumber daya alam dan perencanaan pembangunan. - Pemanfaatan SIG untuk kajian kesehatan lingkungan dan mitigasi bencana Mengamati • Peserta didik diminta mengamati peta, globe, atlas, peta digital hasil olahan SIG, dan membaca referensi dari berbagai sumber untuk memahami dasar-dasar peta dan pemetaan, prinsip Sistem Informasi Geografis, sumber data dan basis data SIG, pemanfaatan untuk inverntarisasi sumberdaya alam, perencanaan pembangunan, kajian kesehatan lingkungan, dan mitigasi bencana alam. • Peserta didik diminta untuk membuat kliping yang selanjutnya dipajang dikelas sehingga peserta didik dapat saling tukar informasi tentang teknologi penginteraan jauh. Menanya • Peserta didik mengajukan pertanyaan atau hipotesis, tentang pemanfaatan peta. Sistem Informasi Geografis, untuk inverntarisasi sumberdaya alam, kajian kesehatan lingkungan, dan mitigasi bencana alam. • Peserta didik diminta untuk mengkritiksi atau menanggapi tanggapan tentang inverntarisasi sumberdaya alam, perencanaan pembangunan, kajian kesehatan lingkungan, dan mitigasi bencana alam tanpa menggunakan SIG. Mengeksperimenkan/ mengeksplorasi/mengumpulkan data: • Peserta didik mengidentifikasi dan memanipulasi data serta meng-overlay-kan peta tematik untuk mendapatkan informasi keruangan tentang inventarisasi sumber daya alam, perencanaan pembangunan, kajian kesehatan lingkungan, dan mitigasi bencana alam. • Peserta didik menganalisis data hasil SIG dalam inventarisasi sumber daya alam, perencanaan pembangunan, kajian kesehatan lingkungan, dan mitigasi bencana alam. Mengasosiasi • Peserta didik menelaah teori yang dikaitkan dengan fakta dan sumber referensi lainnya untuk merumuskan simpulan tentang efektivitas pemetaan dan sistem informasi geografi dalam inventarisasi sumber daya alam dan perencanaan pembangunan serta kajian kesehatan lingkungan dan mitigasi bencana alam. • Peserta didik dapat menyimpulkan urgensi SIG dalam proses pembangunan. Mengomunikasikan • Peserta didik mengomunikasikan hasil analisis melalui lisan dan tentang pemanfaatan SIG melalui teknologi informasi dan komunikasi sehingga dapat diunggah di internet atau gagasannya dapat disampaikan kepada intansi terkait. • Peserta didik menyelenggarakan pameran tentang produk-produk peta dan SIG yang telah dikerjakannya. Tugas: Menyelenggarakan pameran peta dan produk SIG Observasi: mengamati aktivitas peserta didik dalam mengomunikasikan hasil diskusi melalui media TIK Portofolio: Menilai kumpulan tulisan,kliping koran, peta tematik yang dibuat peserta didik sebagai contoh SIG Tes: Menilai kemampuan siswa dalam penguasaan konsep tentang pemetaan dan SIG. 6 mgg x JP - Buku teks Geografi SMA kelas XII, - peta, - globe, - atlas, - citra penginderaan jauh. - Jurnal ilmiah, - Informasi berkala instansi yang terkait - Media audio visual - situs terikat di internet - dan lain-lain- 3.3 Menganalisis pola persebaran dan interaksi spasial antara desa dan kota untuk pengembangan ekonomi daerah. 4.3 Membandingkan pola persebaran dan interaksi spasial antara desa dengan kota dengan menggunakan peta tematik. INTERAKSI SPASIAL DESA DAN KOTA - Pola keruangan desa - Pola keruangan kota - Interaksi desa dengan kota dalam pembangunan daerah - Perkembangan kota dan alih fungsi lahan - Interaksi desa-kota kaitannya dengan distribusi barang dan orang serta pengembangan ekonomi wilayah. Mengamati • Peserta didik mengamati peta, citra penginderaan jauh (foto dan digital) untuk menambah wawasan tentang interaksi spasial desa-kota. • Peserta didik ditugasi untuk mengamati tayangan video, membaca referensi berbagai sumber, menyimak keterangan dari nara sumber untuk mengidentifikasi pola keruangan desa dan kota, interaksi desa dengan kota dalam kesetimbangan interdepedensi, perkembangan kota dan alih fungsi lahan. Menanya • Peserta didik diminta mengajukan pertanyaan tentang gejala interaksi desa-kota yang ada kaitannya dengan distribusi barang dan orang serta pengembangan ekonomi wilayah. • Peserta didik diminta untuk mengajukan hipotesis tentang interaksi desa kota yang menumpuhkan ekonomi daerah. Mengeksperimenkan/ mengeksplorasi/mengumpulkan data: • Peserta didik diminta untuk memberi tanggapan terhadap pola keruangan desa dan kota, interaksi desa dengan kota dalam kesetimbangan interdepedensi, serta perkembangan kota dan alih fungsi lahan. • Peserta didik ditugasi untuk mencari data dan informasi dari berbagai sumber untuk menjawab pertanyataan, hipotesis, atau berargumenasi pada saat memberi tanggapan tentang pola keruangan desa dan kota, interaksi desa dengan kota dalam kesetimbangan interdepedensi, serta perkembangan kota dan alih fungsi lahan. • Peserta didik mencoba menghitung interaksi antar kota dari data yang ada. Mengasosiasi • Memberi contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan teori yang telah dipelajarinya sehingga dapat menyimpulkan tentang pola keruangan desa dan kota, interaksi desa dengan kota dalam kesetimbangan interdepedensi, serta perkembangan kota dan alih fungsi lahan. • Peserta didik mengajukan usulan dalam bentuk skema pembangunan antar kota dengan teori interaksi wilayah. Mengomunikasikan • Peserta didik mengomunikasikan hasil analisis dan kesimpulan tentang pola keruangan desa dan kota, interaksi desa dengan kota dalam kesetimbangan interdepedensi, serta perkembangan kota dan alih fungsi lahan melalui tulisan, media audio visual, dan teknologi informasi dan komunikasi (internet). • Peserta didik membuat peta jaringan transportasi untuk mendukung interaksi antar daerah di kota setempat. Tugas: Membuat proposal skema interaksi desa kota untuk pembangunan daerah dengan cara mengajukan berbagai pembangunan infrastruktur dan fasilitas sosial dan pemerintahan. Observasi: mengamati aktivitas peserta didik pengumpulan data, analisis, serta menyimpulkan tentang pola keruangan desa dan kota serta interaksinya Portofolio: Menilai kumpulan tugas berupa artikel, gambar, proposal tentang pola interaksi desa dan kota serta interaksinya Tes: Menilai kemampuan siswa dalam penguasaan konsep tentang pola keruangan desa dan kota serta interaksinya. Bentuk tes berupa pilihan ganda dan uraian. 6 mgg x JP - Buku teks Geografi SMA kelas XII - Peta tematik, - atlas, - citra penginderaan jauh, - media audio visual - situs terikat di internet - dan lain-lain- 3.4 Menyusun konsep wilayah dan pewilayahan dalam perencanaan pembangunan nasional. 4.4 Mengomunikasikan konsep wilayah dan pewilayahan dalam perencanaan pembangunan nasional dalam bentuk narasi, tabel, peta, grafik, dan atau peta konsep. PERCEPATAN PERTUMBUHAN WILAYAH - Wilayah dan perwilayahan - Kutub dan pusat pertumbuhan wilayah - Pertumbuhan wilayah berkelanjutan - Kajian daya dukung untuk pertumbuhan wilayah - Sistem perencanaan wilayah nasional Mengamati • Peserta didik diminta untuk mengamati peta atau atlas Indonesia, citra penginderaan jauh, dan membaca buku teks yang ada kaitannya dengan uraian tentang wilayah dan perwilayahan, kutub dan pusat pertumbuhan wilayah, pertumbuhan wilayah berkelanjutan, kajian daya dukung untuk pertumbuhan wilayah, dan sistem perencanaan wilayah nasional. • Peserta didik diminta untuk melakukan kunjungan ke kantor badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) setempat untuk menambah wawasan tentang percepatan pertumbuhan wilayah. Menanya • Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang masalah yang dihadapi dalam pertumbuhan wilayah. • Peserta didik diminta untuk merumuskan hipotesis strategi percepatanpembangunan wilayah. Mengeksperimenkan/ mengeksplorasi/mengumpulkan data: • Peserta didik diminta untuk mengajukan kritik terhadap sistem perencanaan wilayah nasional. • Peserta didik diminta untuk melakukan diskusi tentang wilayah dan perwilayahan, kutub dan pusat pertumbuhan wilayah, pertumbuhan wilayah berkelanjutan, kajian daya dukung untuk pertumbuhan wilayah, dan sistem perencanaan wilayah nasional Mengasosiasi • Peserta didik menganalisis informasi yang didapat dari bacaan dan sumber-sumber lainnya untuk mendapatkan kesimpulan dan atau membandingkan dengan fakta di lapangan, sehingga menemukan solusi yang relevan untuk pertumbuhan wilayah. • Peserta didik memberi contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan teori yang telah dipelajarinya sehingga dapat menyimpulkan tentang pola perencanaan wilayah di daerahnya. • Peserta didik mengajukan usulan dalam bentuk skema pembangunan wilayah. Mengomunikasikan • Peserta didik mengomunikasikan hasil analisisnya tentang solusi yang relevan dalam pertumbuhan wilayah di Indonesia melalui lisan dan tulisan yang dilengkapi, tabel, peta, grafik, dan atau peta konsep. Didukung oleh peta, citra inderaja, dan dapat diunggah di internet. Tugas: Membuat rencana pengembangan wilayah sesuai dengan visi dan misi di daerahnya. Observasi: mengamati aktivitas peserta didik dalam proses mengerjakan tugas dan pembuatan laporan. Portofolio: Menilai kumpulan tugas peserta didik baik berupa artikel, gambar, dan tugas-tugas lainnya selama proses pembelajaran tentang percepatan pertumbuhan wilayah. Tes: Menilai kemampuan peserta didik dalam penguasaan konsep-konsep yang terkait dengan materi percepatan pertumbuhan wilayah. 6 mgg x JP - Buku teks Geografi kelas XII - Peta Indonesia, - Dokmen perencanaan wilayah di daerahnya - Peta tematik - atlas, - citra penginderaan jauh, - media audio visual - situs terikat di internet - dan lain-lain 3.5 Menyusun kajian regional negara maju dan negara berkembang untuk terjalinnya hubungan yang saling menguntungkan. 4.5 Membuat rancangan kerjasama saling menguntungkan antara negara maju dan negara berkembang dalam bentuk artikel ilmiah, makalah, atau bahan publikasi lainnya. KAJIAN REGIONAL DAN INTERAKSI ANTARA NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU - Sebaran negara-negara berkembang dan negara maju - Karakteristik negara berkembang dan negara maju - Pola pertumbuhan ekonomi di negara berkembang dan negara maju - Jalinan kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan antara Indonesia dengan negara sahabat Mengamati • Peserta didik ditugasi untuk mengamati peta dunia, atlas, membaca buku teks, mempelajari gambar tentang sebaran negara berkembang dan negara maju, karakteristik negara berkembang dan negara maju, pola pertumbuhan ekonomi di negara berkembang dan negara maju serta jalinan kerjasama ekonomi saling menguntungkan antara Indonesia dengan negara sahabat. • Peserta didik diminta membuat kliping yang bersumber dari media massa yang membuat berita kerjasama antara negara berkembang dan negara maju. Kliping dipajang dan didiskusikan di kelas sehingga peserta didik dapat bertukar informasi. Menanya • Peserta didik diminta untuk mengajukan pertanyaan tentang karakteristik negara berkembang dan negara maju. • Peserta didik diminta mengajukan hipotesis keuntungan dan kerugian kerjasama antar negara berkembang dan negara maju • Peserta didik menanggapi tentang masalah kemiskinan di negara berkembang akibat perdagangan bebas dan globalisasi. Mengeksperimenkan/ mengeksplorasi/mengumpulkan data: • Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan dan hipotesis atau menambah argumentasi tentang pola pertumbuhan ekonomi di negara berkembang dan negara maju serta jalinan kerjasama ekonomi saling menguntungkan antara Indonesia dengan negara sahabat. Untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis dapat melalui diskusi kelompok. • Peserta didik diminta untuk mengajukan kritik terhadap sistem perdagangan bebas untuk mencegah kerugian salah satu pihak dan mengajukan solusinya. Mengasosiasi • Peserta didik menganalisis data informasi yang telah diperoleh untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik, membandingkannya dengan fakta yang ada, mengajukan solusi, menyusun rancangan, dan dapat menyimpulkan dengan lebih baik. • Peserta didik memberi contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan dampak kerjasama ekonomi global antar negara. Mengomunikasikan • Peserta didik mengomunikasikan gagasannya yang terkait dengan rancangan kerjasama antara Indonesia dengan negara sahabat baik negara berkembang maupun negara maju melalui artikel ilmiah, makalah, atau bahan publikasi lainnya yang didukung oleh peta, citra inderaja, dan dapat diunggah di internet. Tugas: Peserta didik membuat skema kerjasama saling menguntungkan antara negara berkembang dan negara maju. Observasi: mengamati aktivitas peserta didik dalam proses mengerjakan tugas seperti mengumpulkan, menganalisis data, pembuatan laporan, dan menyiapkan bahan untuk dikomunikasikan. Tes: menilai kemampuan peserta didik dalam memahami konsep yang terkait dengan materi kajian negara-negara berkembang dan negara maju. 6 mgg x JP - Buku teks Geografi kelas XII - Peta dunia, - atlas, - media audio visual - situs terikat di internet - - dan lain-lain

Sabtu, 14 September 2013

INDRAJA DAN SIG

PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI RINGKASAN MATERI A. Penginderaan jauh 1. Pengertian Penginderaan adalah upaya untuk mengetahui suatu objek dengan menggunakan sensor, baik alamiah maupun buatan. Sensor adalah berupa mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Sensor buatan antara lain kamera, sonar, magnetometer, radiometer, dan scanner. Penginderan jauh (remote sensing) adalah ilmu untuk memperoleh informasi terhadap objek, daerah atau fenomena melalui analisis dan interpretasi tanpa menyentuh langsung objek. Definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut : a. Linden Penginderaan jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk dan menganilisis tentang bumi b. Welson dan Bufon Penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu ilmu, seni, dan teknik untuk memperoleh objek, area, dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek area dan gejala tersebut. c. Lillesand dan Keifer. Penginderaan jauh adalah ilmu atau teknik dan seni untuk mendapatkan informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan cara menganalisis data-data yang diperoleh dengan suatu alat, tanpa berhubungan langsung dengan objek, wilayah atau gejala yang sedang dikaji. 2. Komponen-komponen penginderaan jauh a. Tenaga Tenaga yang digunakan dalam penginderaan jauh dibedakan menjadi 2 yaitu tenaga alamiah (sinar matahari dan sinar bulan) dan sinar buatan. Namun yang biasanya dipakai adalah sinar matahari. Penginderaan jauh yang menggunakan sinar matahari disebut system pasif, sedangkan yang menggunakan tenaga buatan disebut system aktif. Fungsi dari sumber energi ini adalah untuk menyinari objek permukaan bumi dan memantulkan pada alat pengamat (sensor) b. Atmosfer Merupakan lapisan udara yang menyelimuti bumi. Atmosfer akan mempengaruhi penginderaan jauh dalam hal penyerapan. Pemantulan, penghamburan dan melewatkan radiasi elektromagnetik. Bagian jendela atmosferlah yang nantinya akan melanjutkan energi yang ditangkap oleh mata. Jendela atmosfer adalah bagian spectrum tampak mata yang sering digunakan. Proses penghambatan di atmosfer dapat berbentuk serapan, pantulan dan hamburan. Hamburan adalah pantulan kea rah serba benda yang disebabkan oleh benda yang permukaannya kasar dan bentuknya tak menentu. Hamburan terdiri atas : 1) Hamburan Rayleigh yaitu hamburan yang terjadi pada atmosfer Rayleigh. Ciri-ciri dar hamburan ini adalah butir atmosfer diameternya > 0,1 panjang gelombang terjadi pada ketinggian 4.500-9.000 m, dan terjadi gelombang pendek serta cuaca cerah. 2) Hamburan Mie Ciri-cirinya adalah terjadi pada ketinggian kurang dari 45.000 m, terjadi gelombang panjang, dan cuaca berwarna. 3) Hamburan nonselektif Penyebab hamburan ini adalah butir-butir alam atmosfer yang diameternya jauh lebih besar dari panjang gelombang spectrum tampak. Ciri-cirinya adalah tidak tergantung besar dari panjang gelombang, tidak terjadi pada spectrum tampak dan spectrum infra-merah. c. Objek Objek adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran dalam penginderaan jauh antara lain atmosfer, biosfer, hidrosfer, dan litosfer. d. Sensor Sensor adalah alat yang digunakan untuk merekam objek-objek di permukaan bumi. Berdasarkan proses perekamannya sensor dibedakan menjadi 2 yaitu : 1) Sensor fotografik, yaitu, sensor berupa kamera yang bekerja pada spectrum tampak mata dan menghasilkan foto atau citra. Keuntungan sensor fotografi adalah caranya sederhana, biaya murah, resolusi spasial baik, integritas geometric baik. 2) sensor Elektormagnetik, yaitu sensor bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroperasi pada spectrum yang uas, yaitu sinar X sampai gelombang radio dan gelombang elektromagnetik lebih besar, perbedaan karakteristik objek yang diamati jelas, dan analisis serta interpretasi lebih cepat. e. Wahana Dalam penginderaan jauh wahana yang sering digunakan adalah pesawat terbang atau balon udara. Pada masa sekarang karena teknologi yang sudah canggih, maka wahana yang digunakan adalah satelit. f. Citra/keluaran Citra adalah gambaran objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera atau tampak langsung pada hasil cetakan. Benda yang bergambar pada citra dapat dikenali dari cirri yang terekam pada sensor yaitu cirri spasial, temporal, dan spectral. 1) Ciri spasial; berkaitan dengan ruang, meliputi bentuk, ukuran,bayangan, pola, tekstur, situs, dan asosiasi. 2) Ciri tempral: cirri yang terkait dengan umur benda atau waktu saat perekaman 3) Ciri spectral : cirri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda yang dinyatakan dengan rona dan warna. Citra dibedakan menjadi dua, yaitu : (a) citra foto, (b) citra nonfoto 3. Citra Foto Citra foto yaitu citra yang dibuat dari foto udara, dibuat denan pesawat udara dengan kamera sebagai alat dan menggunakan spectrum tampak mata dan perluasannya. Citra foto dibedakan berdasarkan : a. Sistem wahanam ; 1) Foto satelit, dibuat dari satelit 2) Foto udara dibuat dari pesawat udara atau balon udara b. Sumbu kamera 1) Foto vertical (ortho photograph), yaitu foto yang dibuat tegak lurus terhadap permukaan bumi. 2) Foto condong (oblique photograph), adalah foto yang dibuat dengan kamera menyudut terhadap garis tegak lurus di permukaan bumi 3) Foto sangat condong adalah foto yang dibuat dengan kamera menyudut sangat besar, sehingga daerah yang terpotret memperlihatkan cakrawala c. Berdasarkan sudut pandang kamera; 1) Sudut normal, jika besar sudut pandangnya 600, dengan panjang focus 17-21 cm. 2) Sudut besar, jika besar sudutnya 950 dengan focus 10-15 cm 3) Sudut sangat besar, sudut pandang sebesar 1200 , dan focus 17-88 cm. d. Berdasarkan jenis kamera 1) Foto tunggal, dibuat dengan kamera tunggal 2) Foto jamak, dibuat dengan beberapa kamera pada saat yang sama Berdasarkan warna : 1) Foto warna semu (false color) 2) Foto warna asli (true color) 4. Citra Nonfoto Citra nonfoto yaitu citra yang diperoleh dari pemotretan kamera tunggal dengan berdasarkan atas penyinaran denan scanner untuk menghasilkan gambarnya. Macam citra nonfoto. a. Berdasarkan wahana : 1. Citra dirgantara (dari udara), missal ; citra infra merah thermal, citra radar, citra MSS. 2. Citra satelit (dari angkasa luar), missal citra untuk penginderaan planet, cuaca, sumber daya alam maupun laut. b. Berdasarkan spectrum elektromagnetik : 1) Citra radar; dibuat dengan spectrum gelombang mikro 2) Citra inframerah: dibuat dengan spectrum infra merah thermal 3) Citra gelombang. c. Berdasarkan sensor 1) Citra tunggal 2) Citra jamak Pemanfaatan penginderaan Jauh ; a. Sebagai alat bantu dalam menyusun teori b. alat bantu menemukan fakta c. alat penelitian d. sebagai dasar penjelasan e. alat dalam prediksi dan pengendalian B. Interpretasi Pola dan Ciri Kenampakan Alam dari Hasil Pemetaan dan Citra 1. Keunggulan citra penginderaan jauh antara lain a. Menggambarkan objek secara lengkap seperti wujud sebenarnya di muka bumi b. Tiap lembar citra dapat meliputi daerah yang luas c. Dari citra jenis tertentu dapat dimunculkan gambaran tiga dimensi d. Merupakan satu, cara untuk menetapkan daerah bencana e. Citra dapat dibuat pada periode ulang yang pendek f. Karakteristik yang tak tampak dapat diwujudkan dalam bentuk citra sehingga dimungkinkan pengenalannya 2. Keterbatasan citra antara lain sebagai berikut : a. Tidak semua data daapt disadap, misalnya migrasi, susunan penduduk, produksi padi dan sebagainya. b. Ketelitian hasil interpretasi sangat tergantung pada kejelasan objek atau gejala pada citra dan karakteristik yang digunakan dalam menyidiknya. 3. Tahap-tahap interpretasi citra : a. Deteksi b. Identifikasi c. Interpretasi citra Untuk melakukan interpretasi citra perlu memperhatikan unsure-unsur berikut ini 1. Rona/warna Rona adalah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra. Rona dapat diukur secara relative, menggunakan mata biasa dan cara kuantitatif, menggunakan alat ukur. Warna adalah wujud yang tampak oleh mata dengan menggunakan spectrum sempit. Cara mengukur warna yaitu dengan cara integral (penggabungan) dan cara analitik (pengukuran tiap lapis) 2. Ukuran Hal yang dapat diukur adalah jarak, luas, tinggi, dan volume 3. Bentuk Bentuk merupakan konfigurasi suatu objek Contoh, gedung sekolah dapat dikenali dari bentuk huruf I,L,U dan persegi panjang, gunung berapi berbentuk kerucut, dan sebagainya. 4. Tekstur Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra, biasanya dinyatakan denan kasar, sedang, atau halus. 5. Pola Pola adalah hubungan susunan keruangan suatu objek. Contoh ; pola aliran sungai menandai struktur geologi, litogi, dan jenis tanah 6. Bayangan Bayangan citra bersifat menyembunyikan objek yang berada di daerah gelap. Objek yang berada di daerah bayangan bisa tidak tampak sama sekali atau hanya samar-samar. 7. Situs Situs adalah tempat kedudukan atau letak suatu objek yang dipotret dalam hubungannya denan tempat lain 8. Asosiasi Asosiasi diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu dan yang lain. Contoh ; stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang jumlahnya lebih dari satu. 9. Konvergensi Bukit Konvergensi bukit adalah penggunaan beberapa unsure interpretasi citra sehingga lingkupnya menjadi semakin sempit kea rah satu kesimpulan. Contoh : tumbuhan dengan tajuk berbentuk bintang, jelas berupa palma. Namun untuk memberikan satu kesimpulan yang jelas, perlu dilengkapi unsure lain. C. Sistem Informasi Geografi 1. Pengertian SIG SIG adalah system berbasis computer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis data atau informasi geografi. Pada system itu disajikan data permukaan bumi secara lengkap misalnya keadaan geologi, topografi, jenis tanah, hidrologi, iklim, dan budaya. Data ini diperoleh dari berbagai sumber, misalnya dari BPS, hasil penelitian, atau citra foto. Beberapa definisi SIG antara lain : a. SIG merupakan system komputerisasi data yang penting b. SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan data c. SIG merupakan system penanganan data keruangan d. SIG merupakan system informasi otomatis data keruangan e. SIG merupakan alat pengumpulan dan pengambilan kembali data kerungan f. SIG merupakan system analisis data yang terkait dengan muka bumi. Pengertian SIG menurut beberap ahli 1. Paryono Sistem informasi Geografis adalah system berbasis computer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi dan menganalisis informasi geografi. 2. Burrough P.A Sistem informasi Geografi adalah suatu system perangkat yang dapat melakukan pengumpulan, penyimpanan, pengambilan kembali pengubahan (transformasi), dan penayangan (visualisasai) dari data keruangan (spatial) untuk kebutuhan tertentu. 3. Menurut Stan Aronaff Sistem informasi Geografi (SIG) adalah system informasi yang berdasarkan kerja computer yang mampu menerima masukan, mengelola (memberi, mengambil, memanipulasi, dan menganalisis data), kemudian memberikan uraian. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa system informasi geografi merupakan pengelolaan data geografi yang didasarkan pada kerja computer. Tahapan Kerja SIG Tahapan kerja SIG meliputi tiga hal yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output). Secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut : Masukan ———-> KeluaranProses ——- 1. Masukn input Masukan akan membentuk database di dalam computer yang digunakan untuk pengolahan selanjutnya. Ada dua macam data yang dimasukan yaitu : a. Data atribut adalah data yang terdapat pada ruang atau tempat. b. Data keruangan adalah data yang menunujukan ruang lokasi atau tempat-tempat di permukaan bumi, 2. Proses Proses SIG meliputi memanggil, memanipulasi, dan menganalisis data yang telah tersimpan dalam computer. Macam-macam analisis data : a. Analisis lebar Analisis lebar mengolah data dalam computer yang menghasilkan daerah tepian sungai dengan lebar tertentu b. Analisis penjumlahan aritmatik (arithmethic addition) Analisis ini menghasilkan penjumlahan. Dapat digunakan untuk peta berklasifikasi yang akan menghasilkan klasifikasi baru. c. Analisis garis bidang Analisis ini digunakan untuk menentukan wilayah atau region dalam radius tertentu. Misalnya untuk menentukan daerah rawan gempa, rawan banjir, dan sebagainya. 3. Keluaran Adalah penyajian semua atau sebagian data dalam bentuk table, peta file elektronik, atau grafik. Dalam SIG ada dua jenis perangkat yang digunakan yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras meliputi satu unit computer yang terdiri atas digitizer, printer, plotter, CPU, VDU, Disk Drive, dan Tape Drive. Pengoperasian SIG secara Konvensional Pengolahan data dalam SIG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ; cara manuak (konvensional) dan dengan menggunakan computer. a. Pengolahan secara manual (konvensional) Yaitu pengolahan data melalui perhitungan-perhitungan dengan menggunakan alat yang konvensional. Ketepatan dan ketelitian hasil yang diperoleh tergantung pada ketepatan dan ketelitian data yang terkumkpul, keterampilan dan ketelitian orang yang mengolah data. Informasi yang disajikan pada peta konvensional merupakan informasi yang murah, namun data yang digunakan pada peta tersebut telah digeneralisir sehingga tidak menunjukan kenampakan aslinya. Contoh ; lebar jalan atau sungai, luas suatu kota disajikan tidak sesuai dengan ukuran aslinya. Suatu wilayah akan mengalami perkembanganl,sehingga informasi yang disajikan harus terus diperbaharui. Bila menggunakan cara konvensional memerlukan banyak waktu, sehingga informasi yang disajikan terkadang sudah mengalami perubahan sehingga sudah tidak sesuai dengan kenyataan. b. Pengolahan dengan computer Dengan menggunakan computer pengolahan data dapat diselesaikan lebih cepat dengan hasil ketelitian yang tinggi. Keunggulannya adalah : 1) pengolahan data lebih mudah dan cepat 2) jika terjadi kesalahan pada saat input data, mudah diperbaharui 3) Jika membutuhkan data yang terdahulu, mudah dicari 4) data lebih aman karena dikunci dengan kode 5) Penyimpanan data lebih hemat dan ringkas 6) mudah dibawa atau dipindahkan 7) relative murah Penerapan SIG dalam Kajian Geografi a. Inventarisasi sumber daya alam Penerapan SIG dengan teknik penginderaan jauh mampu menghasilkan data potensi sumber daya alam di berbagai daerah, serta dapat menyajikannya dengan cepat dan tepat. SIG dapat dimanfaatkan untuk inventarisasi sumber daya alam di antaranya. 1) Sumber daya air Inventarisasi sumber daya air menjelaskan tentang banyaknya distribusi air, kualitas air, baik permukaan maupun air tanah 2) Sumber daya lahan Inventarisasinya meliputi kesediaan, kesesuaian, dan kemampuan lahan 3) Sumber daya mineral Yang dapat dinventasisasi misalnya jenis, kualitas, cadangan dan persebarannya. 4) Sumber daya hutan Misalnya tentang luas, jenis dan kerusakan hutan,. 5) Sumber daya laut Inventarisasinya meliputi potensi sumber daya laut, baik sumber daya mineral maupun sumber daya hayati laut, jenis, potensi, dan persebarannya,. b. Analisis Keruangan Untuk keperluan analisis keruangan SIG memiliki beberapa analisis, diantaranya : 1) Analisis overlay (tumpang tindih). Analisis ini untuk mencari dan mendata daerah yang diliputi oleh dua tema yang berlainan. Analisis ini juga untuk mengetahu perbedaan batas atau perubahan dari masa ke masa. 2) Analisis sebaran (distribusi). Analisis ini untuk memahami pola dan jumlah atribut terhadap peluang atau objeknya. 3) Analisis aliran (flow). Untuk menganalisis pola aliran lalu lintas 4) Analisis tiga dimensi Perencanaan Pembangunan wilayah Untuk penyusunan rencana pembangunan yang tepat dibutuhkan informasi yang lengkap dan akurat tentang berbagai masalah dan potensi sumber daya alam yang terkandung dalam wilayah yang bersangkutan. SIG dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dengan tepat dan cepat. Sehingga SIG daapt dimanfaatkan untuk merencanakan pola pembangunan suatu wilayah. Kegunaan SIG : a. Merencanakan pembangunan bendungan SIG digunakan untuk mengetahui daerah genangan air dan volume air, daerah yang harus digusur, daerah lahan pertanian yang akan tergenang, volume urukan untuk bendungan, besar masukan dan keluarnya volume air, daerah lahan pertanian yang diairi, rencana pembuatan pembangkit tenaga listrik, rencana pembangunan jalan, dan dampak dari pembangunan tersebut. b. Pemetaan sumber daya Sistem informasi geogarfi dalam pemetaan sumber daya digunakan untuk pemetaan penggunaan lahan, pemetaan lahan hijau yang diperlukan bagi keberadaan lahan pertanian, pemetaan daerah pasang surut, pemetaan geologi untuk kepentingan eksplorasi dan penanggulanagan bencana c. Pertanian dan kehutanan SIG digunakan untuk menginventarisasi tanaman pangan, pemantauan perubahan penggunaan lahan, inventarisasi tanaman perkebungan, inventarisasi dan pemantauan hutan untuk reboisasi, perluasan hutan dan pencegahan kerusakan hutan, inventarisasi lahan kritis, dan inventarisasi tanaman sagu. d. Transmigrasi Untuk keperluan transmigrasi SIG bermanfaat untuk pemilihan lokasi transmigrasi, perencanaan waktu pemindahan penduduk dengan keadaan daerah yang sesuai, perencanaan pembuatan jalan, dan irigasi e. Lingkungan Hidup SIG digunakan untuk perencanaan kota yang berkaitan dengan tata ruang, pemantauan terhadap pencemaran lingkungan hidup., f. Pemantauan bencana alam Dengan bantuan penginderaan jauh yang multitemporal dan multi spectral SIG dapat digunakan untuk menginventarisasi, mengevaluasi, dan memantau bencana alam, sepert gunung meletus, gempa bumi, kebaran hutan, dan serangan hama. g. Perencanaan dan pemantauan daerah pantai dan laut Dalam hal ini SIG digunakan untuk pencarian lokasi ikan laut, pemantauan perubahan garis pantai dan daerah abrasi,pantauan proses-proses yang terjadi di laut, seperti pengangkatan arus dan instrusi air laut. h. Pemantuan program IDT SIG digunakan untuk mendapatkan : 1) Informasi potensi desa yang berkaitan dengan LKMD, sarana jalan dan angkutan, mata pencaharian penduduk, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan ,pasar, sarana komunikasi dan jarak untuk berhubungan. 2) Informasi penduduk yang berkaitan dengan kepadatan, persebaran, pertambahan, susunan, atau komposisi penduduk. 3) Informasi lingkungan yang berkaitan dengan sumber air, penerangan, tempat ibadah, tempat pembuangan sampah, jamban atau MCK. i. Pembangunan jalan raya atau jalan tol baru SIG digunakan untk mengetahui pembebasan lahan pemukiman dan lahan pertanian, arah dan penempatan jalan yang efisien, volume pemotongan tanah untuk tanjakan, volume urukan tanah untuk penimbunan, pembuatan jealan penyebrangan yang efektif, dan dampak dari pembangunan tersebut. j. Pajak Bumi dan Bangunan SIG digunakan untuk mengetahui besarnya pemasukan berdasarkan luas lahan, jenis lahan, dan jenis usaha di kota atau desa, target pemasukan pajak di setiap desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi.

Jumat, 22 Juli 2011

PETA

Peta multiguna
Menggambarkan topografi suatu daerah (kondisi fisik: gunung, danau, kota, dlsb.) dan batas-batas administrasi suatu wilayah (kelurahan, propinsi, negara)
Peta tematik
Menampilkan distribusi keruangan dari kenampakan seperti vegetasi, tanah, geomorfologi, geologi dan sumber daya alam
Peta sosial ekonomi
Peta kependudukan, desa tertinggal, peninggalan sejarah, dll.
Teknologi komputer merupakan alternatif untuk menyajikan peta secara lebih tepat dan cepat
Mampu menangani basis data
Mampu menampilkan gambar dan grafik 2- dan 3-D

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

Informasi Geografis merupakan informasi kenampakan permukaan bumi. Jadi informasi tersebut mengandung unsur posisi geografis, hubungan keruangan, atribut dan waktu.
Informasi Keruangan menyatakan lokasi yang berkaitan dengan informasi geografis.
Posisi geografis: sebagai standar digunakan sistem koordinat lintang dan bujur, yaitu sistem UTM (Universal Transverse Mercator)
Atribut (non-spatial atribut) menjelaskan informasi apa, misal: hutan dengan informasi spesiesnya.
Hubungan keruangan: misalnya suatu area sekolah, disebelah Utaranya misal ada jalan, disebelah Timur ada gedung olah raga, disebelah Barat ada toko, dan disebelah selatan ada lapangan terbuka.
Waktu: mengandung informasi temporal, karena obyek permukaan bumi bersifat dinamis.